PENGERTIAN SPM
                                 
  
  
  
 
 
 
•       
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu
standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat
yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai (benchmark). 
             
•      
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. 
Standar
Pelayanan Minimal juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur
pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan layanan Umum terhadap
masyarakat
FUNGSI
SPM
•       Menjamin terselenggaranya mutu
pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata.
•       Menjamin tercapainya kondisi
rata-rata minimal yang harus dicapai pemerintah sebagai penyedia pelayanan
kepada masyarakat. 
•       Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan. 
Acuan prioritas perencanaan daerah
dan pembiayaan APBD bidang kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan
monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.
TUJUAN SPM
•       Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan layanan
kepada masyarakat.
•       Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
•       Dapat digunakan sebagai alat untuk
menentukan alokasi anggaran yang dibutuhkan.
•       Alat akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan
layanannya.
•       Mendorong terwujudnya checks
and balances.
•       Terciptanya transparansi dan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan puskesmas.
•      
Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini bertujuan
untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator
kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target nasional tahunan, cara perhitungan, rumus, pembilangan, penyebut, standar, satuan pencapaian kinerja, dan sumber data.
DEFINISI SPM
No. 
 | 
Jenis Pelayanan  
 | 
Indikator  
 | 
Keterangan  
 | |
I.  
 | 
  
Pelayanan Kesehatan Dasar  
 | 
  
1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4. 
 | 
  
Ibu hamil yang mendapatkan
  pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, triwulan ketiga
  umur kehamilan.  
 | 
 |
2. Cakupan komplikasi
  kebidanan yang ditangani.  
 | 
  
Komplikasi kebidanan pada
  kehamilan, persalinan, nifas.  
 | 
 |||
3. Cakupan pertolongan
  persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.  
 | 
  
Proses pelayanan persalinan
  dimulai pada kala I 
sampai dengan kala IV
  persalinan.  
 | 
 |||
4. Cakupan Pelayanan Nifas  
 | 
  
pelayanan kepada ibu nifas
  sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II,
  dan pada minggu ke VI termasuk persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca
  Persalinan  
 | 
 |||
5. Cakupan Neonatus dengan
  komplikasi yang ditangani  
 | 
  
Bayi berumur 0 – 28 hari, dengan
  penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan
  kematian  
 | 
 |||
6. Cakupan Kunjungan Bayi  
 | 
  
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali
  yaitu  
1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
  bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.  
 | 
  |||
7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization
  (UCI)  
 | 
  
imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), Ibu
  hamil, WUS dan anak sekolah tingkat dasar.  
 | 
  |||
8. Cakupan pelayanan anak balita 
 | 
  
Mencakup Pemantauan pertumbuhan dan  
Pemantauan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan
  dilaksanakan minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan)  
 | 
  |||
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
  6 – 24 bulan 
keluarga miskin 
 | 
  
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24
  Bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.  
 | 
  |||
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 
 | 
  
balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan
  kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun
  waktu tertentu.  
 | 
  |||
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 
 | 
  
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa
  kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
  bersama guru, dokter kecil. 
 | 
  |||
12. Cakupan peserta KB aktif 
 | 
  
Pasangan suami – Isteri, yang istrinya berusia 15 – 49
  tahun. Angka Cakupan Peserta KB aktif menunjukkan Tingkat pemanfaatan
  kontrasepsi di antara para Pasangan Usia Subur (PUS).  
 | 
  |||
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit. 
 | 
  
a.        
  Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
  penduduk < 15 tahun 
b.     
  Penemuan Penderita Pneumonia Balita 
  | 
  |||
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
  miskin  
 | 
  
Jumlah pasien masyarakat miskin di puskesmas pada kurun
  waktu tertentu.  
 | 
  |||
II.  
 | 
  
Pelayanan Kesehatan Rujukan 
 | 
  
15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
  miskin 
 | 
  
 Rawat Jalan Tingkat
  Lanjut meliputi rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga  
 | 
  |
16. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus
  diberikan  
 | 
  
tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter 
Umum on site 24 jam dengan. 
General Emergency Life Support. 
Advance Trauma Life Support. 
Advance Cardiac Life Support.  
 | 
  |||
III.  
 | 
  
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB  
 | 
  
17. Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
  penyelidikan epidemiologi < 24 jam  
 | 
  
Upaya untuk menemukan penderita atau tersangka penderita,
  penatalaksanaan Penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan
  suatu KLB. 
 | 
  |
IV.  
 | 
  
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat  
 | 
  
18. Cakupan Desa Siaga Aktif  
 | 
  
desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau
  UKBM lainnya berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,
  penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat
  yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan  
 | 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar