Promosi kesehatan memiliki prinsip-prinsip yang berguna untuk dijadikan sebagai dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Adapun prinsip-prinsip promosi kesehatan dapat meliputi:
Metode-metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya. Metode-metode tersebutdapat digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan penerima pean dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan dari promosi kesehatan yang dilaksanakan.
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran. Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audio-visual.
1. Promosi
Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve
their health), lebih luas dari pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan.
Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak
lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari
Promosi Kesehatan.
2. Promosi
Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang
sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan
3. Promosi
Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan)
sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi
kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu
dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).
5. Promosi
kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu
di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di
tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and
do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services).
6. Pada
promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang
dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling
memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
6. Promosi
Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya,
dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi
sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan
atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai
untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi
kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang
lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di
keluarga, fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat
umum.
a. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga
Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Keluarga
merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga
promosi kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga.
Pendidikan kesehatan yang diberikan pun diharapkan akan lebih efektif
karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.
2) Keluarga
terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain,
yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang
dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh pada perubahan perilaku
pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan nantinya perilaku itu
akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3) Setiap
keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam
lingkungannya, yang masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak
lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal ini maka
pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan
tersebut agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima segala
bentuk promosi yang dilakukan.
b. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan
Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:
1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung, keluarga pasien,
2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita pasien,
3) Memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4) Menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Promosi
kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan
kerja sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa
kelompok organisasi masyarakat yang ada sehingga lebih mantap serta
berkesinambungan. Dalam ruang lingkup tempat kerja, promosi kesehatan
juga mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya :
1) Komprehensif.
Promosi
kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu
berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman sehingga dengan
lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan terjadi perubahan
perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga dapat
menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2) Partisipasi
Para
peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif
mengindetifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya
dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para
pengambil keputusan di tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung
bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan
mereka dalam merubah gaya hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan
dan peningkatan terhadap penyakit.
3) Keterlibatan berbagai sektor terkait.
Kesehatan
yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai
upaya untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui
pendekatan yang integrasi yang mana penekanannya pada berbagai faktor
tersebut bila memungkinkan.
4) Kelompok organisasi masyarakat.
Program
pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota
pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada,
termasuk juga tenaga honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan
dengan berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai pengalaman atau
tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat
kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya
5) Berkesinambungan atau Berkelanjutan
Promosi
kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan
keselamatan kerja mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja
dan aktivitas manajemen sehari-hari. Program promosi kesehatan dan
pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan tujuannya jangka
panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin
lebih mentap, program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan
pekerja dan masalah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.
d. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah
Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga memiliki prinsip, diantara yaitu :
1) Melibatkan
semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun
organisasi-organisasi di masyarakat
2) Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
§ Kurikulum
yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup
yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
§ Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
3) Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
§ Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
§ Kerjasama dengan Puskesmas setempat
§ Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan” makanan
e. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum
Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya antara lain:
§ Tempat
umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat
dikatakan bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak
tetap. Misalnya di tempat-tempat umum seperti halte, stasiun, dll maka
penerapan yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan media berupa
poster, spanduk, dll. Dengan ini maka orang-orang yang saat itu berada
di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.
B. METODE PROMOSI KESEHATAN
Tersedia
banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi
kesehatan. Pemilihan metode dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus
dipertimbangkan secara cermat dengan memperhatikan materi atau informasi
yang akan disampaikan, keadaan penerima informasi (termasuk sosial
budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan
komunikasi seperti ruang dan waktu. Masing-masing metode memiliki
keunggulan dan kelemahan, sehingga penggunaan gabungan beberapa metode
sering dilakukan untuk mamaksimalkan hasil.
Pemberdayaan
dapat dilakukan dengan melihat metode: ceramah dan tanya jawab, dialog,
debat, seminar, kampanye, petisi/resolusi, dan lain-lain. Sedangkan
advokasi, dapat dilakukan dengan pilihan metode: seminar, lobi dialog,
negosiasi, debat, petisi/resolusi, mobilisasi, dan lain-lain.
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Metode
yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru atau
membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Setiap orang memiliki masalah atau alas an yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk pendekatannya :
a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidence and counceling)
Perubahan
perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien dengan
petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu
penyelesainnya.
b. Wawancara (interview)
Untuk
mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat
tentang informasi yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam
memilih metode pada kelompok,yang harus diperhatikan adalah besarnya
kelompok sasaran dan tingkat pendidikan formalnya. Besarnya kelompok
sasaran mempengaruhi efektifitas metode yang digunakan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah
Sasaran
dapat berpendidikan tinggi maupun rendah. Penceramah harus menyiapkan
dan menguasai materi serta mempersiapkan media. Metode dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan. Metode ini mudah
dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan
menjadi membosankan jika terlalu lama.
2) Seminar
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
Metode
yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima
informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong
penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara
bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2) Curah pendapat (Brain storming)
Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta.
3) Bola salju (snow balling)
Metode
dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi kelompok yang
lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok
dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan masalah kemudian
kesepakatan di kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan
kemudian di diskusikan untuk diambil kesimpulan.
5) Memainkan peranan (role play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.
6) Permainan simulasi (simulation game)
Merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
3. Metode Pendidikan Massa
Metode
ini untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat. Sasaran pendidikan pada metode ini bersifat umum tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial,
ekonomi dan sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan dirancang
sedemikian rupa agar dapat ditangkap oleh massa tersebut. Metode ini
bertujuan untuk mengguagah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi.
Metode ini biasanya bersifat tidak langsung.
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato/diskusi
c. Simulasi
d. Menggunakan media televise
e. Menggunakan media surat kabar
f. Bill board
Berikut
ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan
sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan promosi kesehatannya :
TUJUAN METODE YANG DIGUNAKAN
§ Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar, kampanye.
§ Menambah pengetahuan
§ Menyediakan informasi One-to-one teaching, seminar, media masa, kampanye, group teaching.
§ Self-empowering
Meningkatkan kesadaran diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching method.
Meningkatkan kesadaran diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching method.
§ Mengubah kebiasaan
§ Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat.
Mengubah lingkungan Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan kesehatan.
Mengubah lingkungan Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan kesehatan.
Metode-metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya. Metode-metode tersebutdapat digabung atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan penerima pean dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan dari promosi kesehatan yang dilaksanakan.
PENGERTIAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN
Kata
Media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata Medium yang secara harfiah berarti “ Perantara “ atau “ Pengantar
”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan. Telah banyak pakar dan juga organisasi
(lembaga) yang mendefinisikan media pembelajaran ini, beberapa definisi
tentang media pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
§ Media
pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk media pendidikan seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah dan sebagainya (Rossi & Breidle, 1966: 3)
§ Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
§ Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)
§ Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977)
Dari
berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
semua pendapat tersebut memposisikan media sebagai suatu alat atau
sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran,
dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih
mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Bila media adalah sumber
belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda,
ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya
untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itumelaluimedia cetak, elektronika danmedia luar
ruang, sehingga sasaran dapatmeningkat pengetahuannya yang akhirnya
dapat berubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan.
(Soekidjo:2005).
a. Tujuan Media Promosi
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Tujuan media promosi kesehatan:
§ Media dapat mempermudah penyampaian informasi
§ Media dapat menghindari kesalahan persepsi
§ Dapat memperjelas informasi
§ Media dapat mempermudah pengertian
§ Mengurangi komunikasi yang verbalistik
§ Dapatmenampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap mata
§ Memperlancar komunikasi
b. Teori Media Promosi
Untuk
lebih memahami peran dan kedudukan media dalam proses pembelajaran,
terutama dalam perannya membantu siswa untuk memberikan pengalaman, maka
Edgar Dale (1969) melukiskan berbagai pengalaman belajar itu dalam
suatu kerucut yang dinamakan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran. Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audio-visual.
Kerucut
Edgar Dale ini memberikan gambaran pada kita bahwa proses pengalaman
belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau
mengalaminya langsung, melalui proses pengamatan dan mendengarkan
melalui media tertentu atau mungkin hanya melalui proses mendengarkan
melalui bahasa. Jika pengalaman belajar melalui pengalaman langsung,
maka akan memberikan hasil belajar yang kongkret. Jika hal demikian
tidak mungkin terjadi dalam kelas, seperti misalnya proses persalinan
pada binatang, maka guru dapat menggunakan model, dengan demikian siswa
akan tetap mendapatkan pengalaman yang mendekati kongkret. Begitu
seterusnya, semakin keatas dari kerucut pengalaman Edgar Dale ini, maka
pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan semakin abstrak. Semakin
konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyaklah
pengalaman belajar yang diperolehnya.
Media
merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Media
pembelajaran berperan sebagai “wahana penyalur pesan atau informasi
belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar”. Secara umum
media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra,
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat
dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan
yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang
sama.
c. Penggolongan Media Promosi Kesehatan
1. Berdasarakan bentuk umum penggunaan
a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid dll
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film dll
2. Berdasarkan cara produksi
a. Media
cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan–pesan visual.
Pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Contoh : Poster, Leaflet, Brosur, Majalah, Surat Kabar,
Lembar Balik, Stiker, Pamflet. Fungsi Utama : Memberi Informasi dan
Menghibur.
•
Kelebihan: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya tidak terlalu
tinggi, Tidak perlu energi listrik, Dapat dibawa, Mempermudah pemahaman,
Meningkatkan gairah belajar.
• Kelemahan : Tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak, Mudah terlipat
b. Media
elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Contoh : Televisi, Radio, Film, Kaset, CD, VCD, DVD, Slide Show, CD
Interactive, dan lain-lain.
• Kelebihan: Sudah dikenal masyarakat, Melibatkan semua panca indra, Lebihmudah dipahami, Lebihmenarik karena ada suara & gambar, Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar / luas, Sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.
• Kelebihan: Sudah dikenal masyarakat, Melibatkan semua panca indra, Lebihmudah dipahami, Lebihmenarik karena ada suara & gambar, Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar / luas, Sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.
•
Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Memerlukan energi
listrik, Diperlukan alat canggih dalamproses produksi, Perlu persiapan
yang matang, Peralatan yang selalu berkembang& berubah, Perlu
ketrampilan penyimpanan, Perlu ketrampilan dalam pengoperasian.
c. Media
luar ruang yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umummelalui media cetak dan elektronik secara statis . Contoh :
Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner, TV Layar Lebar, dan lain-lain.
• Kelebihan: Sebagai informasi umumdan hiburan, Melibatkan semua panca indra, Lebihmenarik karena ada suara dan gambar, Adanya tatapmuka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif lebih luas
• Kelebihan: Sebagai informasi umumdan hiburan, Melibatkan semua panca indra, Lebihmenarik karena ada suara dan gambar, Adanya tatapmuka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif lebih luas
•
Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada yang memerlukan
listrik dan atau alat canggih, Perlu kesiapan yang matang, Peralatan
yang selalu berkembang dan berubah, Perlu ketrampilan penyimpanan
3. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam
a. Media
auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
d. Media
visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah:
film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk
bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media
audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media
ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur
jenis media yang pertama dan kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar